BAB III
LANGKAH-LANGKAH MENULIS, PROSES MENULIS
A.
Langkah-langkah Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai
kegiatan menuangkan ide/ gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media
penyampai (Tarigan, 1986: 15).
Menulis berarti mengapresiasikan
secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno,
2009: 5)
Sebuah sistem kerja yang kreatif
memerlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis
juga memerlukan langkah-langkah tertentu didalam prosesnya.
Langkah-langkah
menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu :
a)
Tahap
pratulis
b)
Tahap
penulisan, dan
c)
Tahap
penyuntingan
Tahap-tahap atau langkah-langkah dalam menulis menurut Erlina
Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) terbagi menjadi enam yaitu:
a)
Daftar
kasar
b)
Berbagi
c)
Perbaikan
d)
Menyunting
e)
Penulisan
kembali
f)
Evaluasi
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam
menulis yaitu sebagai berikut:
a)
Tahap
Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis, tahap
ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Didalam tahap pratulis terdapat
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topic dari
segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
b)
Tahap
Pembuatan
Draf-draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar.
Kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisannya
sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam
tulisan.
c)
Tahap
Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang
atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan
penulisan. Mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran,
menghilangkaninformasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. Penulis
berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai.
d)
Tahap
Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mngulang kembali kegiatan membaca
draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan
selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali ketepatannya dengan gagasan
utama, tujuan penulis, calon pembaca, dan criteria penarbit.
e)
Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir
dalam proses menulis. Dalam tahap ini dilakukan adalah memublikasikan
tulisannya elalui berbagi kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit,
redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagai tulisan dengan
berbagai pembaca.
B.
Proses Menulis
Menulis
merupakan kegiatan yang membutuhkan proses untuk menghasilkan tulisan. Dalam
proses tersebut, menulis terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan yang harus
dilalui hingga menghasilkan tulisan. Berikut ini pendapat para ahli tentang
penulis.
a.
Menurut Graves 1997 (dalam Tompkins, 1994: 8)
tahapan proses meulis yaitu :
a)
Pra-menulis
b)
Saat menulis
c)
Pasca menulis
b.
Menurut Rifi’uddin (1988: 76) mengemukakan
proses atau tahapan menulis yaitu:
a)
Pramenulis
b)
Penulis draf
c)
Revisi
d)
Penyunting
e)
Publikasi atau pembahasan
c.
Menurut Ellis (1989: 144) membagi empat tahap
proses menulis yaitu:
a)
Prewriting
b)
Drafting
c)
Evising
d)
Editing
d.
Menurut
Ahmadi (1990: 55) menyatakan proses menerangkan adalah serangkaian langkah yang
sengaja ditumpangkan pada aturan-aturan khusus dan diarahkan guna mencapai
suatu hasil yang khusus yang terdiri atas empat langkah, yaitu:
a)
Pratulis
b)
Menulis
c)
Merevisi
d)
Uji coba
e.
Menurut Farris (1993) mengklarifikasikan proses
menulis itu ke dalam empat tahapan, yaitu:
a)
Pramenulis
b)
Menulis
c)
Kaji ulan tulisan
d)
Publikasi
f. Tompkins (1994:
7) mengurai tahapan-tahapan proses menulis terdiri atas:
a)
Pramenulis
b)
Pengonsepan
c)
Revisi
d)
Penyuntingan
e)
Pemanjangan
g.
DePorter (2000: 195) mengemukakan proses
menulis terdiri atas:
a)
Persiapan
b)
Draf
kasar
c)
Berbagi
d)
Memperbaiki
e)
Penyuntingan
f)
Penulisan
kembali
Menurut HG. Tarigan (1981) mengemukakan proses menulis terdiri
atas:
1.
Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan langkah awal dalam menulis. Pada tahap
ini penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide, pendaftaran
gagasan, dan pengurutan gagasan. Berikut ini uraian tiap kegiatan tersebut:
a.
Penggalian
gagasan
b.
Gagasan
sebuah tulisan dapat bersumber dari 3 hal:
a)
Pengamatan
kejadian atau peristiwa hidup
b)
Imajinasi
c)
Kajian
pustaka dan pengembangannya
2.
Penyusunan
draf tulisan
Tahap
penyusun draf dapat dilakukan setelah tahap perencanaan selesai. Jika tahap
perencanaan tidak selesai dan dipaksakan utuk penyusunan draf tulisan akan
menghasilkan tulisan yang kurang bermutu.
Penyusunan
draf ditulis berdasarkan gagasan-gagasan yang sudah diurutkan. Gagasan-gagasan
ini diuraikan secara sistematis berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya lompatan pikiran penulis dalam
proses menulis. Akibatnya, logika pemahaman pembaca tidak teratur. Tulisan
sulit dipahami oleh pembaca.
3.
Penyuntingan
Draf disunting untuk diperbaiki dari segi bentuk dan isi. Bentuk
tulisan yang disuntung terkait dengan sistematika dan teknik penulisan.
Sistematika penulisan meliputi kemasan sajian dan urutan penyampaian materi-materi
dalam tulisan. Teknik penulisan meliputi ketepatan penggunaan ejaan, diksi,
kata buku, kalimat dan paragraf. Isi tulisan ditinjau berdasarkan
gagasan-gagasan yang tertuang di dalamnya.
Bentuk tulisan disunting berdasarkan sistematika dan teknik
penulisan. Sistematika penulisan dapat ditinjau berdasarkan komponen-komponen
pembentuknya. Komponen disusun dan diurutkan secara sistematis. Rangkaiaan
komponen dan sajiannya menentukan klarivikasi jenis tulisan.
Teknik penulisan berfokus pada penggunaan kaidah-kaidah bahasa.
Kaidah-kaidah ini meliputi ejaan, diksi, kata buku, kalimat, dan paragraf.
Aturan pegguaan ejaan bahasa Indonesia diatur dalam EYD hasil revisi baru.
Diksi (pilihan kata) harus dipilih dengan tepat. Kata yang digunakan dalam
tulisan disesuaikan dengan ragam tulisan, misalnya ragam ilmiah menurutkebakuan.
Demikian juga kalimat yang digunakan dalam tulisan disesuaikan dengan ragam
tulisan, misalnya ragam ilmiahmenurut efektifitas kalimat. Paragraf yang
disusun harus memiliki asas-asas paragraf yang baik.
4.
Publikasi
Kegiatan publikasi dapat dilakukan melalui media cetak dan
elektonik. Media cetak dapat berupa buku, Koran, majalah, jurnal, panflet,
booklet, selebaran, spanduk, dan baliho. Medi elektonik dapat berupa televise,
radio, dan internet.
Melalui internet, orang dapaat membaca karya-karya penulis tanpa
harus terbatasi oleh tempat dan waktu. Selama ada koneksi, orang dapat membaca
karya-karya penulis. Hal ini dapat terjadi karena tulisan tidak disebarkan
melalui media cetak yang memiliki
keterbatasan distribusi.
Seseorang penulis sebaiknya memikirkan media apa yang tepat
digunakan dalam mempublikasikan tulisannya. Media ini sangat erat kaitanya
dengan para pengguna.
Berikut dijelaskan publikasi karya tulis dengan beragam format cetak
dan elektronik.
1.
Media
cetak
2.
Media
maya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar