Kamis, 17 Juli 2014

BAB III LANGKAH-LANGKAH MENULIS, PROSES MENULIS


BAB III
LANGKAH-LANGKAH MENULIS, PROSES MENULIS
A.    Langkah-langkah Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/ gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai (Tarigan, 1986: 15).
Menulis berarti mengapresiasikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan (Sumarno, 2009: 5)
Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan langkah-langkah tertentu didalam prosesnya.
            Langkah-langkah menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu :
a)      Tahap pratulis
b)      Tahap penulisan, dan
c)      Tahap penyuntingan
Tahap-tahap atau langkah-langkah dalam menulis menurut Erlina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) terbagi menjadi enam yaitu:
a)      Daftar kasar
b)      Berbagi
c)      Perbaikan
d)     Menyunting
e)      Penulisan kembali
f)       Evaluasi
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu sebagai berikut:
a)      Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap awal dalam kegiatan menulis, tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Didalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topic dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
b)      Tahap Pembuatan
Draf-draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisannya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.
c)      Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan. Mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkaninformasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. Penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai.
d)     Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mngulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulis, calon pembaca, dan criteria penarbit.
e)      Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini dilakukan adalah memublikasikan tulisannya elalui berbagi kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagai tulisan dengan berbagai pembaca.

B.     Proses Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan proses untuk menghasilkan tulisan. Dalam proses tersebut, menulis terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui hingga menghasilkan tulisan. Berikut ini pendapat para ahli tentang penulis.
a.    Menurut Graves 1997 (dalam Tompkins, 1994: 8) tahapan proses meulis yaitu :
a)      Pra-menulis
b)      Saat menulis
c)      Pasca menulis
b.    Menurut Rifi’uddin (1988: 76) mengemukakan proses atau tahapan menulis yaitu:
a)      Pramenulis
b)      Penulis draf
c)       Revisi
d)     Penyunting
e)      Publikasi atau pembahasan
c.    Menurut Ellis (1989: 144) membagi empat tahap proses menulis yaitu:
a)      Prewriting
b)      Drafting
c)      Evising
d)     Editing
d.    Menurut Ahmadi (1990: 55) menyatakan proses menerangkan adalah serangkaian langkah yang sengaja ditumpangkan pada aturan-aturan khusus dan diarahkan guna mencapai suatu hasil yang khusus yang terdiri atas empat langkah, yaitu:
a)      Pratulis
b)      Menulis
c)      Merevisi
d)     Uji coba
e.       Menurut Farris (1993) mengklarifikasikan proses menulis itu ke dalam empat tahapan, yaitu:
a)      Pramenulis
b)      Menulis
c)      Kaji ulan tulisan
d)     Publikasi
f.       Tompkins (1994: 7) mengurai tahapan-tahapan proses menulis terdiri atas:
a)      Pramenulis
b)      Pengonsepan
c)      Revisi
d)     Penyuntingan
e)      Pemanjangan
g.     DePorter (2000: 195) mengemukakan proses menulis terdiri atas:
a)      Persiapan
b)      Draf kasar
c)      Berbagi
d)     Memperbaiki
e)      Penyuntingan
f)       Penulisan kembali
Menurut HG. Tarigan (1981) mengemukakan proses menulis terdiri atas:
1.      Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan langkah awal dalam menulis. Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan penggalian gagasan atau ide, pendaftaran gagasan, dan pengurutan gagasan. Berikut ini uraian tiap kegiatan tersebut:
a.       Penggalian gagasan
b.      Gagasan sebuah tulisan dapat bersumber dari 3 hal:
a)      Pengamatan kejadian atau peristiwa hidup
b)      Imajinasi
c)      Kajian pustaka dan pengembangannya
2.      Penyusunan draf tulisan
Tahap penyusun draf dapat dilakukan setelah tahap perencanaan selesai. Jika tahap perencanaan tidak selesai dan dipaksakan utuk penyusunan draf tulisan akan menghasilkan tulisan yang kurang bermutu.
Penyusunan draf ditulis berdasarkan gagasan-gagasan yang sudah diurutkan. Gagasan-gagasan ini diuraikan secara sistematis berdasarkan urutan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini untuk mencegah terjadinya lompatan pikiran penulis dalam proses menulis. Akibatnya, logika pemahaman pembaca tidak teratur. Tulisan sulit dipahami oleh pembaca.
3.      Penyuntingan
Draf disunting untuk diperbaiki dari segi bentuk dan isi. Bentuk tulisan yang disuntung terkait dengan sistematika dan teknik penulisan. Sistematika penulisan meliputi kemasan sajian dan urutan penyampaian materi-materi dalam tulisan. Teknik penulisan meliputi ketepatan penggunaan ejaan, diksi, kata buku, kalimat dan paragraf. Isi tulisan ditinjau berdasarkan gagasan-gagasan yang tertuang di dalamnya.
Bentuk tulisan disunting berdasarkan sistematika dan teknik penulisan. Sistematika penulisan dapat ditinjau berdasarkan komponen-komponen pembentuknya. Komponen disusun dan diurutkan secara sistematis. Rangkaiaan komponen dan sajiannya menentukan klarivikasi jenis tulisan.
Teknik penulisan berfokus pada penggunaan kaidah-kaidah bahasa. Kaidah-kaidah ini meliputi ejaan, diksi, kata buku, kalimat, dan paragraf. Aturan pegguaan ejaan bahasa Indonesia diatur dalam EYD hasil revisi baru. Diksi (pilihan kata) harus dipilih dengan tepat. Kata yang digunakan dalam tulisan disesuaikan dengan ragam tulisan, misalnya ragam ilmiah menurutkebakuan. Demikian juga kalimat yang digunakan dalam tulisan disesuaikan dengan ragam tulisan, misalnya ragam ilmiahmenurut efektifitas kalimat. Paragraf yang disusun harus memiliki asas-asas paragraf yang baik.
4.      Publikasi
Kegiatan publikasi dapat dilakukan melalui media cetak dan elektonik. Media cetak dapat berupa buku, Koran, majalah, jurnal, panflet, booklet, selebaran, spanduk, dan baliho. Medi elektonik dapat berupa televise, radio, dan internet.
Melalui internet, orang dapaat membaca karya-karya penulis tanpa harus terbatasi oleh tempat dan waktu. Selama ada koneksi, orang dapat membaca karya-karya penulis. Hal ini dapat terjadi karena tulisan tidak disebarkan melalui media cetak  yang memiliki keterbatasan distribusi.
Seseorang penulis sebaiknya memikirkan media apa yang tepat digunakan dalam mempublikasikan tulisannya. Media ini sangat erat kaitanya dengan para pengguna.
Berikut dijelaskan publikasi karya tulis dengan beragam format cetak dan elektronik.
1.         Media cetak
2.         Media maya

                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar