BAB
I
HAKIKAT
MENULIS, PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR MENULIS , ASAS-ASAS MENULIS YANG BAIK
Hakikat Menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu nentuk motivasi
kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai siswa setelah mendengarkan,
berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa itu, menulis
lebih sulit untuk dikuasai. ( Nurgiantoro, 1987:270)
Pada hakikatnya menulis itu adalah berkomunikasi.
Komunikasi ini terjalin antara penulis dan pembaca. Dalam berkominikasi, tentu
ada pesan yang dikirim penulis dan dipahami pembaca. Dalam komunikasi melalui
pesan pendek tentu saja terkirim namun pesan tersebut terkadang tidak mampu
dipahami oleh pembaca. Misalnya : teks pesan tersebutut berbunyi “y, ni lg otw”
(ya, ini lagi on the way).
Menurut Tarigan (1986: 21), menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat membaca lambing grafik itu.
Yang dimaksud lambang-lambang grafik yaitu lambing-lambang yang sudah menjadi
kesepakatan atau konvensi bersama.A
B. Pengertian dan Unsur-Usur Menulis
Pengertian
menulis memuat beberapa unsure diantaranya adalah melewati proses berfikir atau
menggunakan pikirannya untuk menulis. Jadi menulis juga dapat diartikan sebagai
penyampaian ide dan pikiran melalui media tulisan. Menulis merupan suatu cara
untuk mengetahui dan menemukan apa yang diketahuai dan menemukan apa yang
diketahui oleh seseoran yang terekam dalam pikirannya (Cox. 1999: 309). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pengertian dan hakikat menulis dimaksudkan
adalah bahwa untuk melakukan kegiatan menulis diperlukan kegiatan berfikir atau
ketia seorang ingin menulis, ia menggunakan pikiranya agar dapat menghasilkan
tulisan.
Ø Pengertian Menulis Menurut Beberapa Ahli
1.
Menurut
Nurgiyanto (2001 :271)
Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif, kompleks, dan
terpadu yang berupa pengungkapan dan diwujudkan secara tertulis. Menulis
juga merupakan keterampilan yang menuntut penulis untuk menguasai unsur di luar
kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan.
2. Menurut DePorter (2000 :179)
Menulis adalah
kreatifitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan
belahan otak kiri (logika). Aktifitas otak kanan untuk keterampilan menulis
meliputi perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali,
penelitian dan tanda baca. Sedangkan aktifitas otak kiri yaitu semangat,
spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsure baru, dan kegembiraan.
Aktifitas dalam penulisan otak kiri dan otak kanan harus bekerjasama.
C. Asas-asas Menulis yang Baik
Morsey (1972) menyebut kejelasan ini bergantung pada
pikiran, organisasi, kata-kata, dan struktur kalimat. Pemunahan terhadap
asas-asas menulis menjadi kewajiban bagi penulis. Asas ini diharapkan dapat
menuntun penulis untuk menghasilkan sebuah tulisan yang mudah dipahamimi,
dibaca, runtut, hingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.
Tujuan penulis dapat dicapai dengan tindakan menyusun pikiran dan
mengutarakannya dengan jelas melalui tulis.
Dalam proses menulis melibatkan berbagai
pengetahuan, pengalaman, pengolahan ide, penalaran, dan penggunaan bahasa agar
sampai kepada pembaca. Pengetahan dan pengalaman penulis dari hasil kajian pustaka
dan pengembangannya hingga pengamatan kejadian/peristiwa kehidupan dapat
diuraikan kepada pembaca. Agar pesan penulis diterima pembaca, penulis harus
mengolah ide menjadi sebuah karangan yang enak dibaca, tidak membosankan, tidak
membingungkan, dan mudah diterima pembaca. Penalaran dalam karangan menulis
juga harus logis dan tersistematis sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Ø Asas-asas Menulis
a) Kejelasan
(clarity). Asas kejelasan memberikan kemudahan kepada pembaca. Tulisan yang
dibuat penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak
menimbulkan tafsir. Tulisan ini bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal
(bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri
(bukan bahasa asing).
b) Keringkasan
(consisenes). Asas keringkaan harus diperhatikan penulis agar tidak
membuang-buang waktu si pembaca. Tidak menggunakan bahasa yang berlebihan.
Tidak semena-mena, tidak mengulang, tidak berputar-putar dalam penyampaian
gagasan.
c) Ketepatan
(correctness). Asa ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik
kesamaan dengan pembaca.
d) Kesatupaduan
(unity). Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan
penulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahakan dalam menangkap
ide-ide penulis.
e) Pertautan
(coherence). Antara bagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar alenia
atau kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan
yang disampaikan penulis.
f) Penegasan
(empiris). Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan anatar bagian
dalam tulisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalam menangkap ide-id
tertentu. Dengan demikian ide-ide besar yang dimiiliki penulis dapat dipahami
dengan baik oleh pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar