Kamis, 17 Juli 2014

BAB I HAKIKAT MENULIS, PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR MENULIS , ASAS-ASAS MENULIS YANG BAIK


BAB I
HAKIKAT MENULIS, PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR MENULIS , ASAS-ASAS MENULIS YANG BAIK
Hakikat Menulis
Aktivitas menulis merupakan suatu nentuk motivasi kemampuan berbahasa paling akhir dikuasai siswa setelah mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa itu, menulis lebih sulit untuk dikuasai. ( Nurgiantoro, 1987:270)
Pada hakikatnya menulis itu adalah berkomunikasi. Komunikasi ini terjalin antara penulis dan pembaca. Dalam berkominikasi, tentu ada pesan yang dikirim penulis dan dipahami pembaca. Dalam komunikasi melalui pesan pendek tentu saja terkirim namun pesan tersebut terkadang tidak mampu dipahami oleh pembaca. Misalnya : teks pesan tersebutut berbunyi “y, ni lg otw” (ya, ini lagi on the way).
Menurut Tarigan (1986: 21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang dapat membaca lambing grafik itu. Yang dimaksud lambang-lambang grafik yaitu lambing-lambang yang sudah menjadi kesepakatan atau konvensi bersama.A
B.     Pengertian dan Unsur-Usur Menulis
Pengertian menulis memuat beberapa unsure diantaranya adalah melewati proses berfikir atau menggunakan pikirannya untuk menulis. Jadi menulis juga dapat diartikan sebagai penyampaian ide dan pikiran melalui media tulisan. Menulis merupan suatu cara untuk mengetahui dan menemukan apa yang diketahuai dan menemukan apa yang diketahui oleh seseoran yang terekam dalam pikirannya (Cox. 1999: 309). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian dan hakikat menulis dimaksudkan adalah bahwa untuk melakukan kegiatan menulis diperlukan kegiatan berfikir atau ketia seorang ingin menulis, ia menggunakan pikiranya agar dapat menghasilkan tulisan.
Ø  Pengertian Menulis Menurut Beberapa Ahli
1.      Menurut Nurgiyanto (2001 :271)
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif, kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapan dan diwujudkan secara tertulis. Menulis juga merupakan keterampilan yang menuntut penulis untuk menguasai unsur di luar kebahasaan itu sendiri yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan.
2.      Menurut DePorter (2000 :179)
Menulis adalah kreatifitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Aktifitas otak kanan untuk keterampilan menulis meliputi perencanaan, outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian dan tanda baca. Sedangkan aktifitas otak kiri yaitu semangat, spontanitas, emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsure baru, dan kegembiraan. Aktifitas dalam penulisan otak kiri dan otak kanan harus bekerjasama.
C.    Asas-asas Menulis yang Baik
Morsey (1972) menyebut kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, kata-kata, dan struktur kalimat. Pemunahan terhadap asas-asas menulis menjadi kewajiban bagi penulis. Asas ini diharapkan dapat menuntun penulis untuk menghasilkan sebuah tulisan yang mudah dipahamimi, dibaca, runtut, hingga pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca. Tujuan penulis dapat dicapai dengan tindakan menyusun pikiran dan mengutarakannya dengan jelas melalui tulis. 
Dalam proses menulis melibatkan berbagai pengetahuan, pengalaman, pengolahan ide, penalaran, dan penggunaan bahasa agar sampai kepada pembaca. Pengetahan dan pengalaman penulis dari hasil kajian pustaka dan pengembangannya hingga pengamatan kejadian/peristiwa kehidupan dapat diuraikan kepada pembaca. Agar pesan penulis diterima pembaca, penulis harus mengolah ide menjadi sebuah karangan yang enak dibaca, tidak membosankan, tidak membingungkan, dan mudah diterima pembaca. Penalaran dalam karangan menulis juga harus logis dan tersistematis sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Ø  Asas-asas Menulis
a)   Kejelasan (clarity). Asas kejelasan memberikan kemudahan kepada pembaca. Tulisan yang dibuat penulis dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Tulisan tidak menimbulkan tafsir. Tulisan ini bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa asing).
b)   Keringkasan (consisenes). Asas keringkaan harus diperhatikan penulis agar tidak membuang-buang waktu si pembaca. Tidak menggunakan bahasa yang berlebihan. Tidak semena-mena, tidak mengulang, tidak berputar-putar dalam penyampaian gagasan.
c)   Ketepatan (correctness). Asa ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca.
d)  Kesatupaduan (unity). Kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraf harus diperhatikan penulis dalam menguraikan gagasan/pikiran. Pembaca dimudahakan dalam menangkap ide-ide penulis.
e)   Pertautan (coherence). Antara bagian tulisan harus bertautan satu sama lain (antar alenia atau kalimat). Tautan-tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap gagasan yang disampaikan penulis.
f)    Penegasan (empiris). Adanya penonjolan atau memiliki derajat perbedaan anatar bagian dalam tulisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalam menangkap ide-id tertentu. Dengan demikian ide-ide besar yang dimiiliki penulis dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar